Senin, 03 September 2012

Manajemen Mutu Guru



“Manajemen Pengembangan Mutu Kinerja Guru Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Lulusan”
(Studi Deksriptif Analisis Kuantiatif  pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Indramayu).


A. Pendahuluan

Sabtu, 26 Mei 2012


REMAJA BERCINTA; PAHALA VS DOSA
Oleh: Hendrawan Iskandar*)
           
            Iif Wijayanto dalam Pemerkosaan Atas Nama Cinta (PANCI) Potret Muram Interaksi Sosial Kaum Muda dengan elegan menuturkan “Sadarkah anda, bahwa saat ini kita berhadapan dengan kampanye-kampanye sesat, Seks sedang dibumikan dengan jargon-jargon safe seks atau seks aman, seks is your choise (seks adalah pilihan anda). Atau juga anak muda berhak untuk menikmati seks, asalkan aman dan dilakukan dengan orang yang dicintainya”. Fenomena ini sangat menghawatirkan karena sedemikian gencarnya dipropagandakan, sehingga pacaran dan seks bebas menjadi bagian dari dunia remaja dan terjadi tidak hanya di dunia maya tetapi menjadi sebuah keniscayaan. Kampanye “Say No Seks Before Marriage”, juga  menjadi semacam ‘anjing menggonggong kafilah tetap berlalu’ atau kalau kita tetap konsisten, akan ditinggal sendirian, dianggap ‘orang asing’ di tengah komunitas mereka yang menamakan dirinya ‘modern’. Tetapi yakinlah “We always support you eventhough the world is not friendly again, keep istiqamah don’t give up, good luck”, sebagaimana SMS yang disampaikan kepada Iif Wijayanto.
Remaja dan Ciri-Cirinya

Jumat, 17 Juni 2011

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah menetapkan UU system pendidikan. UU tsb. memuat 22 bab 77b pasal dan penjelasannya. UU system Pendidikan (2003:38) menjelaskan bahwa setiap pembaharuan system pendidikan nasional untuk memperbaharui Visi, Misi, dan strategi pendidikan Nasional. Visi pendidikan Nasional diantaranya adalah (1). Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, (2). Membantu dan mempasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. (3). Meningkat kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoftomalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. (4). Meningkatkan kepropesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, (5). Memperdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Senin, 13 Juni 2011

FOWERFUL TEACHER EDUCATION

Bab 11
MENGEMBANGKAN
KEBIJAKAN PROFESIONAL

FOWERFUL TEACHER EDUCATION

BAB 10
PERUBAHAN PENDIDIKAN GURU
TANTANGAN KELEMBAGAAN

FOWERFUL TEACHER EDUCATION

BAB 9
MEMPERSIAPKAN GURU UNTUK MENCAPAI
SEMUA MURID

A. Pendahuluan
Seorang guru harus belajar banyak hal tentang menyesuaikan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan unik para pelajar.
Mengajar beragam pelajar pada standar tinggi:
Pendekatan komprehensif

Sabtu, 11 Juni 2011

FOWERFUL TEACHER EDUCATION

BAB 8
MENDIDIK UNTUK KEADILAN

A. Pendahuluan
Dalam bab ini saya gambarkan bagaimana program – program mengorganisasikan mereka sendiri untuk memungkinkan para lulusan mereka untuk mendidik demi keadilan dan menggambarkan apa yang para guru ini mampu lakukan sebagai hasil.