Senin, 13 Juni 2011

FOWERFUL TEACHER EDUCATION

BAB 10
PERUBAHAN PENDIDIKAN GURU
TANTANGAN KELEMBAGAAN




A. Pendahuluan
PERDEBATAN TENTANG KUALITAS TELAH MENJADI BAGIAN dari bidang pendidikan guru lebih dari seabad. Secara historis, ketidakpuasan publik dengan sekolah telah dibarengi dengan ketidakpuasan dengan pendidikan sekolah. Pada waktu yang sama, ada bukti bahwa, meskipun dengan kekurangannya, pendidikan guru membuat perbedaan bagi efektifitas guru (lihat Bab Dua) dan dimana pembaharuan dilakukan selama dua dekade lampau telah memperkuat berapa baik pendidikan sekolah mempersiapkan orang – orang untuk semakin meningkatnya kesulitan kerja mengajar. Dibandingkan dengan laporan sebelumnya tentang pandangan negatif guru mengenai pendidikan guru, sejak tahun 1990 beberapa survey para guru baru yang menyelesaikan pendidikan guru telah menemukan bahwa mayoritas besar – lebih dari 80 persen – merasa mereka semua dipersiapkan hampir semua tantangan dari kerja mereka (Gray dan lainnya, 1993; Howey dan Zimpher, 1989; Kentucky Institute for Education Research, 1997; California State University, 2002a, 2002b). Para guru yang berpengalaman dan para kepala sekolah yang bekerja dengan program persiapan guru terbaru, khususnya program lima tahun dan mereka yang mencirikan sekolah pengembangan profesional, juga menerima rekan – rekan mudah mereka lebih baik dipersiapkan daripada mereka dahulu kala (Andrew, 1990 dan Schwab, 1995; Baker 1993; Darling-Hammond, 1994; NCES, 1996, tables 73 dan 75). Program – program digambarkan dalam buku ini adalah kasus – kasus yang menjadi poin.
Pastinya, program kita pelajari tidak memandang usaha mereka sebagai sempurna atau lengkap. Semuanya terlibat dalam usaha berkelanjutan untuk memperbaiki kualitas persiapan mereka berikan dan yang pertama untuk menyatakan kekurangan dan tantangan mereka sendiri. Kecemasan tentang menemukan waktu bagi para calon untuk lebih mendalam kedalam studi tentang pembelajaran dan pengajaran dan untuk membantu mereka menghadapi isu sulit dari praktek: bagaimana untuk bekerja dengan murid yang tidak dapat belajar dengan mudah atau tidak mampu terlibat dengan sekolah, termasuk mereka yang terhalangi karena menjadi tunawisma, disalahgunakan, dan diabaikan atau kurang perawatan kesehatan; bagaimana untuk mengajarkan banyaknya murid yang telah berimigrasi lusinan dari negara lain dengan latar belakang bahasa yang khusus dan dengan beragam level pendidian formal sebelumnya dan bagaimana untuk memasukan teknologi kedalam pengajaran, sering disekolah yang tidak mendukung isu tersebut.
Mereka khawatir tentang membuat pelajaran terbaru mereka, menggabungkan dasar pertumbuhan pengetahuan tentang pembelajaran dan pengajaran dan menghadapi gaya melanting dari fragmentasi yang mengancam setiap program sebagaimana waktu dan personel berubah. Mereka khawatir tentang bagaimana untuk melengkapi penempatan klinis yang kuat di sekolah urban yang meningkatkan sumber dan sering mempekerjakan guru tanpa pengetahuan dan keahlian kuat, maka membuatnya lebih sulit untuk mengembangkan model meneruskan – dari diri akan praktek yang kuat. Dimana program – program telah menciptakan PDSs, kecemasan akan bagaimana mempertahankan hubungan solid antara universitas dan sekolah di dalam menghadapi perubahan staff dan dalam banyak kasus berkurangnya uang, termasuk seringnya perubahan para pimpinan dan kebijakan.
Kecemasan ini telah mendorong perbaikan yang terus menerus dalam semua tujuh program. Sebagai contoh ETEP diadakan, USM dihentikan dalam pelajaran prasarjana dalam pendidikan guru dan mengharuskan semua prasarjana tertarik dalam mengajar pada mayor bidang disiplin dengan mendorong credential (kualitas, prestasi dsb khususnya digunakan untuk mengindikasikan pantas-tidaknya/kecocokan) menemukan model ini tidak memberikan waktu sesuai untuk kerja klinis, universitas sekarang mengembangkan model prasarjana hingga empat dan setengah tahun untuk membuat tahun penuh internship (magang) bagi semua mahasiswa/wi pendidikan guru.
Atas kekhawatiran ini, program yang didokumentasikan disini mendemonstrasikan bahwa adalah tidak mungkin untuk mempersiapkan para guru sehingga mereka siap untuk memasuki beragam pelajar dengan baik dan belajar terus menerus dari praktek mereka. ada elemen umum dalam bagaiamna mereka mencapai ini:
• Coherence/hubungan, berdasarkan pada visi umum, jelas tentang dasar mengajar yang baik dalam memahami pembelajaran, yang menyerap semua magang dan pengalaman klinis.
• A strong core curriculum/kurikulum inti yang kuat, diajarkan dalam konteks praktek, dasar dalam perkembangan pengetahuan anak dan remaja, belajar dalam konteks sosial dan budaya, kurikulum, penilaian dan subjek pelajaran pedagogi
• Ekstensif, pengalaman klinis yang terhubungkan yang secara teliti dipilih untuk mendukung ide – ide dan praktek disajikan secara serentak, magang saling terjalin erat
• Pendekatan penyelidikan yang menghubungkan teori dan praktek, termasuk penggunaan regular metode kasus, analisis pengajaran dan pembelajaran dan penelitian guru, menerapkan pembelajaran pada masalah real dari praktek dan mengembangkan para guru sebagai para praktisi yang reflektif
• Kerjasama sekolah – universitas yang mengembangkan pengetahuan umum dan berbagi kepercayaan diantara sekolah dan universitas – berbasis fakultas dan membuat para calon untuk mempelajari komunitas profesional modeling praktek state-of-the- art (menggabungkan ide – ide terbaru dan paling baru) untuk beragam pelajar dan pembelajaran collegial (berbagi tanggungjawab) bagi orang dewasa.
• Penilaian berdasarkan pada standar profesional yang mengevaluasi pengajaran melalui demonstrasi keahlian dan kemampuan khusus menggunakan penilaian prestasi dan portfolio yang mendukung perkembangan “ keahlian adaptif”.
Tidak seperti banyak guru yang memasuki profesi dengan antusiasme dan maksud baik tetapi pengetahuan dan keahlian yang kurang, lulusan dari program ini (dan para pimpinan mereka) menemukan mereka dapat berhasil dimana banyak pemula flounder (mempunyai masalah memahami sesuatu) dan mereka dapat membuat perbedaan bagi anak – anak dimana yang lainnya berusaha untuk bertahan. Mendokumenkan apa yang program ini lakukan, bagaimanapun, hanyalah kontribusi kecil pada tujuan membantu praktek ini menjadi menyebar. Ada banyak isu, pragmatis dan politis, yang harus dihadapi jika pembaharuan yang dapat menembus pendidikan guru adalah untuk membuat jenis persiapan ini norma daripada harapan.
Apa yang lembaga dukung membuat program ini untuk mengembangkan jenis praktek digambarkan dalam buku ini? Bagaiamna konteks kebijakan berarti? Perubahan apa yang diperlukan dalam bagaimana organisasi dan pemerintah bertindak jika mereka ingin memastikan bahwa semua guru diberikan akses ke pengetahuan dan keahlian mereka perlukan untuk menjadi efektif? Bab ini dan yang terakhir membahas isu ini, dimulai dengan tinjauan masalah yang mendukung keadaan tidak sesuai yang terbaru dari pendidikan guru dan kemudian menguraikan sebuah agenda untuk transformasi pendidikan guru.



B. Sifat Masalah
Jika mengajar adalah kedudukan status rendah di Amerika, pendidikan guru adalah bahkan perusahaan status terendah dalam sebagian besar universitas. Sejak itu sekolah normal bagi para guru digabungkan kedalam universitas selama tahun 1950an, banyak sekolah dan departemen pendidikan telah berusaha untuk mengangkat gengsi dalam lembaga dengan menjauhi dari dunia sekolah dan praktek, berusaha untuk menggunakan norma – norma ivory tower (pemisahan diri dari fakta dan praktek dunia real) dari departemen seni dan ilmu daripada mencakup tanggung jawab training diharapkan sekolah profesional. Sistem insentif dari universitas mendukung penelitian dan pelayanan fakultas kedalam terhadap intensif dan kerja yang menghabiskan waktu dengan para calon guru dan sekolah diminta oleh training profesional. Sebagian dari dinamika yang sama ini terjadi di sekolah hukum dan kedokteran, dimana instruktor klinis secara khusus mempunyai status bawahan dan tidak mungkin untuk dijadikan kedudukan tetap. Akan tetapi tekanan ini memperburuk pendidikan sekolah, yang lebih rendah dalam banyak susunan akademis dan mempunyai akses terbatas pada sumber dalam dan diluar lembaga.

Investasi Kelembagaan dan Konteks Universitas
Secara historis, program pendidikan guru telah didanai dibawah level departemen lain dan program profesional pada sebagian besar kampus perguruan tinggi (Ebmeier, Twombly dan Teeter, 1991; Howard, Hitz dan Baker, 1998) dan para guru pendidik rata - rata telah menerima gaji yang lebih rendah daripada fakultas pendidikan lain yang pada akhirnya mendapatkan gaji yang secara signifikan lebih rendah daripada fakultas universitas lain (NCES, 1997a). Isu pendanaan ini telah mempengaruhi sejumlah dan kualitas fakultas yang direkrut, rasio instruktor para murid, ukuran kelas, dan muatan pelajaran dan tanggung jawab lain dibawa oleh instruktor (dan karena itu perhatian mereka dapat tawarkan ke murid dan pengembangan dimana mereka dapat dilibatkan dalam penelitian dan inovasi pengajaran), kualitas pengawasan dan penempatan klinis yang dapat ditawarkan, ketersediaan teknologi untuk mendukung pengajaran dan kesempatan untuk mengadakan inisiatif sebagaimana professional development schools/PDS (pengembangan profesional sekolah).
Banyak dari mereka yang telah menemukan mereka sendiri sebagai guru mengajar – fakultas dalam bahasa Inggris dan Matematika, sebagai contoh, belum memikirkan mereka sendiri sebagai “ guru pendidik” dan sebagian besar mempunyai sedikit persiapan untuk tugas guru mendidik. Mereka telah berpikir pelajaran mereka sebagaimana mahasiswa/wi lainnya, memberikannya ke para calon guru untuk mengintegrasikan subjek pelajaran dan studi pedagogi. Banyak fakultas di sekolah pendidikan belum memikirkan mereka sendiri sebagai guru pendidik. Namun, mereka adalah spesialis dalam subjek seperti sosiologi, psikologi atau membaca. Mereka tidak selalu merasa amanat untuk memikirkan bagaimana apa yang mereka ketahui harus terapkan ke pengajaran atau mengkoordinasikan kerja mereka dengan fakultas lain yang bekerja dengan para calon guru (Darling – Hammond dan Ball, 1998).

Standar Lemah
Elemen penting dalam merubah profesi lain telah menjadi peran dari akreditasi, yang menjadi kendaraan digunakan untuk membuat universitas digabungkan pada pengetahuan baru kedalam pelajaran dalam keahlian teknik, hukum dan psikologi untuk menggunakan pembaharuan struktural seperti magang di rumah sakit dalam kedokteran dan untuk memastikan sumber sesuai bagi pengajaran, penelitian dan pengawasan klinis. Akan tetapi hanya lima negara bagian memerlukan akreditasi nasional pendidikan sekolah dan sedikit agensi negara mempunyai sumber atau kapasitas untuk mengevaluasi program. Para calon diberikan ijin jika mereka lulusan dari program pengesahan negara dan pada dasarnya semua program, bagaimanapun dari kualitas mereka adalah disahkan negara. Bahkan dengan kemajuan pengujian guru sejak awal tahun 1980an, sedikit negara telah menggunakan penilaian prestasi yang mengevaluasi apakah para calon sebenarnya dapat mengajar. Keahlian dasar dan tes subjek pelajaran yang mendominasi tidak mengukur kualitas dari persiapan dan memungkinkan sedikit insentif untuk program perbaikan. Maka sistem kualitas yang ada memberikan sedikit tekanan produktif pada kualitas pendidikan guru.

Insentif Pasar Yang Mengurangi Kualitas
Alasan utama banyak calon tidak mendapatkan akses persiapan yang sesuai adalah mereka tidak mampu untuk membayar uang kuliah, atau biaya kesempatan tanpa pekerjaan untuk periode waktu. Selain itu, biaya ini sulit ditanggung ketika rekrut memasuki profesi yang tidak menjanjikan gaji besar yang bisa membayar pinjaman yang harus dibayar kemudian.
Konsekuensi dari ini, pengetahuan dan keahlian guru di Amerika sangat tidak sebanding. Sedangkan banyak guru baru yang menghadiri program redesain yang lebih baik dipersiapkan untuk mengajar daripada yang lainnya – secara khusus mereka yang mengajar anak – anak berpendapatan rendah di sekolah yang minoritasnya tinggi – mempunyai sedikit atau tanpa training atas kerja mereka.
Memastikan bahwa semua guru menerima pendidikan guru yang kuat dan efektif mengembangkan akses ke program dan mencapai kejelasan lebih besar tentang bagaimana untuk meningkatkan kualitas lintas perusahaan. Menguraikan kerumitan lebih besar tentang bagaimana untuk mendekati perubahan organisasional sebagai pengembangan kelembagaan daripada serangkaian inovasi tunggal yang tidak dapat bertahan (Fullan, 1993). Juga meminta pelibatan lebih besar dengan komunitas kebijakan yang memberikan pengaruh besar pada tujuan program pendidikan guru dan strategi dan konteks dimana mereka bekerja.

C. Pragmatis Memperbaiki Persiapan:
Strategi untuk Perubahan Lembaga
Telah ada banyak usaha untuk menciptakan model baru pendidikan guru dan meskipun sebagian telah berhasil dalam lembaga individual tidak ada yang telah menjadi melembaga pada skala besar sebagaimana yang diharapkan. Dalam analisisnya yang disponsori federal Teacher Corps dan Trainer of Teacher Trainers program yang ada pada tahun 1960an dan 1970an, Michael Fullan (1993) mengenali lima alasan atas kegagalan dan inisiatif lain pada persiapan perubahan:
1. Kebijakan berdasarkan pada konsepsi tidak jelas atas perubahan yang diinginkan dan proses perubahan. “ Mempunyai ideologi adalah tidak sama sebagaimana mempunyai konsepsi dan ide yahg harus diselesaikan dan bagaimana menyelesaikannya,” Fullan mencatat (hlm 109).
2. Inisiatif difokuskan pada individual daripada lembaga
3. Mereka tidak sistematis, memberikan sedikit pemikiran pada perubahan dalam hubungan antarlembaga, sebagai contoh, antara sekolah dan universitas.
4. Mereka mengabaikan dasar pengetahuan dan keahlian diperlukan jika para guru untuk mencapai beragam murid secara efektif dan merubah kondisi dimana sekolah yang mempengaruhi apa yang para guru lakukan.
5. Pada pengembangan bahwa mereka bekerja terhadap perubahan, sebagian besar usaha diarahkan pada sistem sekolah, bukan universitas (paragraf 109-110).
Setiap lembaga yang kita pelajari dalam caranya sendiri, mengembangkan pandangan dan menciptakan konteks dalam pendidikan guru dapat didukung dan dapat berhasil. Mencapai ini memerlukan:
• Menciptakan budaya yang menilai pendidikan guru sebagai perusahaan sentral penting, bukan aktivitas marjinal.
• Mengembangkan komunitas untuk mempersiapkan para guru dalam dan diluar universitas, termasuk kerjasama kuat dengan sekolah
• Mendesain insentif lembaga yang mendukung persiapan kualitas tinggi
• Menginvestasikan sumber dalam cara – cara yang membayar tujuan jangka panjang.

B. Mendukung pendidikan guru:
Dapatkah Universitas Mempersiapkan guru dengan baik?
Penelitian kita menyatakan adalah mungkin (jika tidak mudah) untuk menciptakan konteks untuk pendidikan guru yang berkualitas tinggi. Dalam kasus tidak biasa UC Berkeley, pembaharuan persiapan dimulai di awal tahun 1980an, tidak lama setelah badan pemerintah merekomendasikan program pendidikan guru karena dipandang sebagai kualitas rendah. Pada waktu itu, program UCB adalah satu tahun program kredensial paskasarjana muda seperti yang lainnya di Kalifornia sejak negara meniadakan pendidikan guru prasarjana dan membuat maksimum satu tahun pada program level – lulusan. Dengan dukungan diperkuat oleh para pemimpin universitas, mereka menciptakan program dua tahun yang dibolehkan “ status eksperimental” oleh negara dan memberikan hubungan kedudukan tetap fakultas untuk mengajar sebagian besar pelajaran, memberikan program status diperlukan untuk mengakses ke banyak sumber universitas lain yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan kualitas atas.
Lintas lembaga ini, perbaikan reputasi dari banyak program yang lebih kuat diciptakan melalui reformasi ini membantu untuk mempertahankan iklim dukungan bagi pendidikan guru dalam lembaga sebagian besar.
C. Mengembangkan Komunitas Untuk Mempersiapkan Para Guru
Untuk belajar mengajar beragam pelajar untuk pemahaman mendalam, para guru harus menegosiasikan jaringan interaksi yang bertempat antara dalil umum tentang pembelajaran, pengembangan dan pengajaran dan situasi realitas dari subjek pelajaran, murid dan kelas. Studi menyatakan bahwa perubahan dalam praktek mengajar dan prestasi murid terjadi ketika para guru berpartisipasi dalam mempertahankan, pembelajaran kolaboratif berdasar kurikulum mereka ajarkan dan menekankan pembahasan metode baru dan kerja murid (Brown, Smith dan Stein, 1995; Cohen dan Hill, 2000; Wiley dan Yoon, 1995). Tanpa sebuah kesempatan untuk praktek sejati, ide – ide teori abstrak nampaknya tidak sesuai pada kompleksitas dan beragam murid; sedangkan, hasil dari usaha kelas nampaknya acak dan tidak dapat diperkirakan.
Usaha dari program ini untuk membantu “ seluruh guru” dalam program yang didesain untuk membantu para calon menciptakan praktek yang berhubungan dan sangat berpengaruh dengan dasar teori kuat memerlukan banyak perubahan dalam manajemen tradisional dari program pendidikan guru.
Ciri penting dari program kita pelajari adalah mereka memungkinkan para guru untuk belajar tentang praktek dalam praktek (Ball dan Cohen, 1999), dalam setting yang dengan sengaja menyusun studi integrasi dari isi, pembelajaran dan pengajaran dan menciptakan hubungan kuat antara teori dan praktek.
Sebagaimana apa yang dinyatakan pembahasan ini, pendidikan sekolah sendiri tidak dapat mempersiapkan guru dengan baik. Adalah penting untuk mengembangkan komunitas untuk mempersiapkan guru, dalam dan diluar universitas. Ini adalah alasan politis dan substantif, tetapi melakukannya adalah lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.

Membangun hubungan pada bidang pengajaran
Hubungan digambarkan disini adalah dibangun dalam tanggung jawab hubungan, seperti kerja USM dalam Kerjasama Maine Selatan, kreasi Trinity di Smart School Alliance dan Usaha Alverno tentang pembaharuan kurikulum hingga Milwaukee Public Schools. Selain itu, sebagaimana program menjadi lebih dan lebih sukses dalam training para guru menjadi efektif yang merasa dipersiapkan dengan baik, mereka mampu untuk menyandarkan pada lulusan mereka sendiri sebagaimana membangun kembali pertumbuhan komunitas para pendidik yang dapat membantu mempersiapkan generasi selanjutnya. Usaha Wheelock untuk menciptakan komunitas antarprofesional dari praktek yang dibangun dalam sepuluh kerjasama PDS yang telah dikembangkan. Dalam kasus sebagian besar, lembaga yang bertahan, seperti Bank Street, lulusan telah ditetapkan atau menjadi kepala sekolah dalam sekolah yang mempertahankan hubungan pengembangan profesional yang kuat.
Sekolah menciptakan “kesukaran antara teori dan praktek” (Miller dan Silvernail, 2005) bahwa para guru perlu dengan tujuan untuk belajar dengan menciptakan peran yang lebih profesional bagi para guru dan membangun pengetahuan dalam cara – cara yang lebih berguna baik praktek dan keberlangsungan membangun teori (Darling – Hammond, 2005a).
Mengintegrasikan Kerja Universitas dan Sekolah
Mengintegrasikan kerja universitas dan sekolah adalah tidak mudah untuk dilakukan. Sebagaimana Lieberman amati, sebagian besar pengaturan kolaboratif antara sekolah dan universitas adalah “ sedikit proyek yang membantu melakukan hal – hal kecil – mungkin hal – hal penting – tetapi mereka bukan bagian dari struktur kelembagaan” (Watkins, 1990, hlm A1). Professional development schools adalah cara memaksakan untuk menciptakan kolaborasi universitas – sekolah. Sebagaimana Goodlad (1990) mencatat dalam kreasi ide PDS, “ tugas dan masalah berhubungan seperti rangkaian panjang dari gerbong barang di jalur kereta api menunggu mesin kecil yang memungkinkannya berjalan, dengan orang yang bertaruh mesinnya tidak dapat bekerja (hlm 282). Diantara pertanyaan yang harus diselesaikan adalah: Siapa yang memiliki pengetahuan? Bagaimana inisiatif dapat dilakukan dan dikelola sehingga mereka mengganggu inti dari setiap organisasi daripada ada hanya pada margin melalui kerja individual? Bagaimana pendanaan jangka panjang dicapai?
Fullan (1993, hlm 121-123) menggambarkan inisiatif yang berhubungan diantara empat sekolah daerah dan dua universitas besar di Toronto yang menginisiatifkan bidang baru - berbasis program pendidikan guru dihubungkan dengan pelantikan, mentoring, pengembangan profesional dan restrukturing sekolah. Ada fokus umum tentang panduan pembelajaran kolaboratif terpadu isi persiapan, pengembangan profesional dan perbaikan sekolah. Ini memungkinkan fokus kongkrit, fokus terbagi untuk kerja wal dari konsorsium.
Kita amati bahwa ketika kerja di dua tempat dihubungkan oleh visi pendidikan umum diantara para pendidik yang terlibat, praktek komunitas yang kuat dari praktek dapat muncul dalam mendukung pendidikan guru. Ini menyarankan bahwa isi dari kerja terbagi – alat – alat yang membuat para anggota komunitas pendidikan guru mereflek pada praktek dalam praktek bersama – adalah setidaknya penting sebagai penyesuaian pemerintahan yang sering menyerap perhatian mereka yang berusaha untuk mendesain hubungan baru.

D. Mendesain Insentif Lembaga
Untuk Persiapan Kualitas Tinggi
Secara historis, pendidikan guru telah menjadi perusahaan status rendah dalam pendidikan tinggi dan ada sedikit insentif bagi fakultas untuk menghabiskan waktu mengembangkan dan menerapkan program – program baik. Di banyak kampus, fakultas dihukum dalam struktur imbalan atas kerja tersebut karena menghabiskan pada tugas – tugas yang tidak memperhitungkan promosi dan kedudukan tetap (Goodlad, 1990). Namun jelas bagi kita bahwa pendidikan guru adalah prioritas tinggi bagi sejumlah anggota fakultas dalam lembaga ini dan bahwa fakultas ini melakukan banyak kerja berhubungan dengan pendidikan guru. Selain itu pada muatan mengajar merekja, mereka menghabiskan waktu dalam rapat departemen melanjutkan perkembangan program, perencanaan dan mengintegrasikan pelajaran dan bidang pengalaman, mengadakan dan mengevaluasi beragam penilaian seperti tugas prestasi dan portfolio ditempatkan pada poin khusus seluruh program dan melayani komite antardepartemen yang memperlakukan isu potong – silang. Banyak kerja secara langsung di sekolah dan berfungsi sebagai komite dengan fakultas sekolah yang dilibatkan dalam pengembangan kurikulum dan manajemen bidang penempatan. Fungsi seperti bidang penempatan yang secara tradisional menjadi marjinal dan ditetapkan pada staff untuk melindungi waktu fakultas yang sibuk dengan hal – hal yang lebih penting dan harus dilakukan, dalam bagian fakultas jika program menjadi diintegrasikan secara ketat dan berhubungan.
Untuk menemukan keberhasilan dalam program ini, para anggota fakultas harus ingin untuk bekerja sebagai bagian dari tim dan berpartisipasi dalam perbaikan berkelanjutan dari visi program.

E. Insentif dan Norma untuk Kerja Collegial (tanggung jawab bersama) dalam Mendukung Pendidikan Guru
Dalam program kita pelajari, para pemimpin mendukung waktu dan insentif untuk kolaborasi dalam pendidikan guru dan memberikan visibilitas dan penguatan berkelanjutan pada usaha perbaikan. Sebagai contoh, di Alverno College program lembaga yang mendukung pengembangan fakultas dan pembaharuan program pendidikan guru disusun tiga kali setiap tahun: di bulan Agustus selama tiga atau empat hari, dalam bulan Januari selama tiga atau empat hari dan Mei selama seminggu atau dua. Pada waktu ini, semua fakultas dai perguruan tinggi bersama dan studi sebagian aspek mengajar. Lembaga terbaru topik termasuk pemikiran penting, diskusi kelompok, integrasi kurikulum dan isu persamaan jender.
Hubungan pengalaman Bank Street berada sebagian dalam bagian cara – cara dimana fakultas mengorganisir kurikulum bersama; dalam bagian pada hubungan antara mengajar, pengawasan dan bidang kerja; dan sebagian pada bagaimana para murid didorong untuk mengintegrrasikan pembelajaran mereka melalui proyek beragam jenis. Proses pembelajaran berada dalam observasi teliti oleh fakultas. Sebagaimana kita mengadakan penelitian kita, para anggota fakultas mempelajari pengembangan sosial dan kultural peduli dengan perubah karir dan murid yang lebih tua, yang datang untuk membuat mayoritas murid di perguruan tinggi (Crow, Levine, dan Nager, 1990). Dalam studi lain, fakultas belajar tentang komitmen dan pertimbangann para guru keturunan African-American yang berada dalam program training (Toppin dan Levine, 1992).

Promosi, Kedudukan Topik dan Beasiswa
Dalam beberapa program ini, hampir semua waktu fakultas diberikan untuk mengajar dan program pendidikan guru dan untuk mengkonsultasikan kerja dalam sekolah lokal. Namun, di USM dan Trinity, banyak dari tanggung jawab fakultas untuk pendidikan guru menghabiskan setidaknya setengah waktu mereka pada PDS dimana mereka bertanggungjawab sebagai hubungan, bersama dengan personal sekolah. Mereka mengajarkan pelajaran dan mengadakan seminar, menyarankan dan mengawasi calon guru dan sering bekerja dengan para guru berpengalaman sebagaimana mengembangkan pengajaran dan mengadakan penelitian. Banyak penelitian dan tulisan oleh fakultas fokus pada pengajaran mereka dan program pendidikan guru. Ada penekanan kuat pada hubungan beasiswa mengajar dan mengembangkan sikap sarjana terhadap pengajaran, yang telah menjadi beragam tingkatan dilegitimasi dalam setiap lembaga, termasuk universitas penelitian.
Susunan Kepegawaian Pendidikan Guru
Harapan khusus fakultas dalam banyak program ini juga memerlukan pendekatan baru untuk susunan kepegawaian program dan para instruktor yang dipekerjakan. Dalam sebagian besar program (Alverno, Bank Street, USM dan Wheelock), banyak fakultas yang mengajar pelajaran juga berfungsi sebagai penasihat para calon guru, bertemu dengan mereka dan meninjau kerja mereka secara teratur dan mengawasi calon guru sebagai bagian dari kerja mereka. Tanggungjawab mengawasi secara khusus termasuk mengajar seminar mingguan dimana para murid menganalisis dan membahas pengalaman sekolah mereka. Praktek ini membantu untuk mengintegrasikan, bagi para calon individual dan program secara keseluruhan, dunia yang biasanya terpisah dari berita, mengambil kursus, dan kerja klinis. Fakultas Bank Street telah menulis secara ekstensif tentang “ panduan penelitian” (Biber dan Windsor, 1967). Dan tentang pentingnya secara teliti memilih penasihat sebagai guru-penasihat-pengawas untuk setiap murid pada basis penyesuaian antara kebutuhan murid dan keahlian penasihat. Penasihat tetap dengan murid seluruh program, menjadi mengetahui atau sebanding sebagaimana murid dalam pelajaran, mempraktekan training guru dan advisee (orang yang dinasihati)

F. Menginvestasikan Sumber Dengan Maksud Tertentu dan Baik
Jelasnya, program yang kita pelajari telah membuat investasi penting dalam kualitas pendidikan guru dan mereka telah melakukannya sangat berbeda, memikirkan kembali bagaimana untuk mengorganisasikan dan staff perusahaan untuk membuatnya lebih produktif dan sangat berpengaruh dalam mencapai tujuannya. Menariknya, penelitian universitas meningkatkan investasi mereka dalam pendidikan guru selama tahun 1990, ketika usaha sedang berlangsung pada bagian Holmes Group dan lainnya untuk meningkatkan status dan kualitas program persiapan dalam lembaga ini, dan pada akhir tahun 1990an pengeluaran pada pendidikan guru dalam lembaga ini melebihi investasi dalam pendidikan guru pada jenis lain dari universitas (Howard, Hitz, dan Baker, 1998). Dalam beberapa kasus, program mampu untuk mengembangkan investasi terbagi dengan sistem sekolah lokal, mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan kualitas mengajar dengan mengarahkan persiapan, rekrutmen, pelantikan dan keberlanjutan pengembangan profesional.

Memasukan Teknologi dalam Pendidikan Guru:
Kasus Strategi Investasi
Antara tahun 1985 dan 1995 dan sekitar satu dekade sebelum sekolah pendidikan lain melakukannya, the Curry School of Education menjadi salah satu dari program dalam bangsa untuk sepenuhnya mengintegrasikan teknologi dalam training para guru. Satu aspek penting dari proses ini adalah visi strategis yang dibawa bersama sumber dan aplikasi teknologi untuk mengadakan bisnis universitas, meningkatkan produktivitas fakultas dan murid, mendukung proses pengajaran bagi fakultas dan calon guru dan membantu sekolah lokal memperbaiki bagaimana mereka menggunakan teknologi dengan para murid dengan cara membantu para calon guru (Mergendoller, Johnston, Rockman dan Willis, 1994).

Menginvestasikan Sumber pada Para Calon Yang Kemungkinan menjadi Berhasil dan Tetap dalam Pengajaran
Tidak sering dipertimbangkan ketika kita berpikir tentang investasi sumber dalam pendidikan guru adalah pertanyaan siapa sumber langka ini harus diinvestasikan dalam maksud sosial dari pendidikan guru. Jika pendidikan guru dipertimbangkan bukan hanya pilihan murid utama dengan membuat cara mereka melalui perguruan tinggi (pilihan pribadi dan kebaikan pribadi) tetapi sebagai profesi yang melayani tujuan sosial dan maksudnya, pertanyaan seleksi kedalam pendidikan guru mengambil cara – cara baru.
Pertanyaan lainnya harus berkaitan dengan program yang mempengaruhi: Adalah investasi program ini membuat nilai tambah? Atau mungkin keberhasilan dari lulusan mereka sebagian besar berfungsi memilih peserta kemampuan tinggi untuk program? Susun dengan cara lain, seseorang meminta apakah jenis dari program kita pelajari – intensif dan kaku dalam harapan mereka untuk studi, komitmen pada kerja klinis dan pada akhirnya pada prestasi tinggi dalam kelas – dapat diimplementasikan dengan sedikit kemampuan atau para calon yang berkomitmen.
Di UC Berkeley, yang mengakui kurang dari 20 persen mereka yang mendaftar, rapat para kandidat dengan standar akademis tinggi adalah sangat banyak. Untuk memilih cohort/kelompok, beberapa orang bertemu setiap calon pada hari wawancara dan kemudian mengumpulkan pandangan mereka, mencari para kandidat yang berpusat anak dan mampu untuk menangani kerancuan dan kompleksitas. Selanjutnya fokus pada anak – anak” no one right answer/tidak ada satu jawaban yang benar” mungkin menjadi program pemandu isi. Tujuan fakultas untuk menarik “ kemaun murid untuk menunda keinginan mereka untuk belajar “ cara yang benar” untuk mengajar secara cepat sebisa mungkin dengan menginvestasikan waktu yang diperlukan untuk menyusun, bagi mereka sendiri, cara –cara untuk menempatkan teori kompleks dan penelitian pada cara – cara berpikir, program berusaha dengan pemikiran keragaman darui sekolah urban yang dilayani. Ketika kita mengadakan penelitian kita, 50 persen dari program partisipan adalah para murid kulit berwarna.

G. Bagaimana dengan Jenis Lain dari Program?
Kita melihat bagaimana seleksi yang teliti dan training dalam komunitas kuat praktek dikelola dalam tujuh program kita pelajari. Tetapi apakah ini tingkatan kelompok dan kolaborasi memungkinkan dalam sekolah besar pendidikan yang mempersiapkan banyak guru di Amerika? Dalam mempertimbangkan pertanyaan ini agar berguna untuk pertama mencatat bahwa meskipun sebagian dari program kita tingkat dari tiga ratus hingga lima ratus di Alverno, Bank Street, Wheelock dan University of Virginia, semuanya telah dikelola untuk menciptakan program yang terintegrasi dengan baik yang secara hati – hati dipilih mendidik para calon dan mempunyai hubungan kuat dengan sekolah. Tetapi beberapa lembaga ini melokasikan misi utama mereka dalam pendidikan para guru – pendekatan berbeda dari apa yang dihadapi oleh banyak guru pendidik dalam perguruan tinggi negara yang besar, yang menjadi kurang jelas tentang misi mereka dan kurang tersusun untuk menyelesaikan masalah fragmentasi yang mengganggu banyak program tradisional.
Dengan perbandingan, para guru dipersiapkan dalam program lima tahun ditemukan memasuki dan tetap mengajar dengan tingkat yang secara substansial lebih tinggi (Andrew dan Schwab, 1995), dengan lebih dari 90 persen masuk dan lebih dari 90 persen tetap mengajar setidaknya tiga tahun. Ini sebenarnya menghasilkan biaya persiapan lebih rendah pada masyarakat per karir guru, setelah biaya untuk rekrutmen, pelantikan dan penempatan dikarenakan pengurangan diperhitungkan (Darling – Hammond, 2000)
Inti dari analisis aini adalah tidak semua program harus menjadi model lima tahun; jelasnya banyak program prasarjana dan paska sarjana muda melakukan pekerjaan yang sangat baik mempersiapkan para guru yang masuk dan tetap mengajar. Poin tersebut adalah perguruan tinggi harus mengevaluasi bagaimana banyak guru mereka dapat sebenarnya mempersiapkan dengan baik disamping menggunakan pendidikan guru sebagai sumber uang kuliah untuk menanggung biaya program – program lain.
Semakin besar masalah mempertahankan para guru yang mengajar. Masalah ini berhubungan dengan kualitas dari persiapan, karena para guru yang dipersiapkan dengan baik lebih mau untuk tetap mengajar (Henke, Chen, dan Geis, 2000; National Commision on Teaching for America’s Future, 2003). Memberikan para guru yang berhasil masuk dan terus mengajar adalah lebih tinggi dimana para guru dipersiapkan lebih baik, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan bagaimana untuk menginvestasikan sumber dalam cara – cara yang merekrut individual berkomitmen pada karir dalam pengajaran dan memberikan mereka persiapan cukup kuat sehingga mereka dapat berhasil dan tetap mengajar. Isu ini dibahas dalam bab akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar