Sabtu, 11 Juni 2011

FOWERFUL TEACHER EDUCATION

BAB 7
Helix
Ganda Pengajaran
MENGELOLA DIALEKTIK ANTARA
PELAJAR DAN SUBJEK PELAJARAN



A. Pendahuluan
MUNGKIN SALAH SATU TANTANGAN TERBESAR DALAM MENGAJAR adala menciptakan antarhubungan antara pertimbangan anak – anak dan isi pelajaran. Permintaan terus menerus dari subjek pelajaran dengan kebutuhan murid sebagaimana untuk membentuk kurikulum terhadap anak dan kepentingan anak terhadap kurikulum adalah seperti menciptakan helix ganda pengajaran dan pembelajaran. Seabgaimana Deborah ball tanyakan: “ Bagaimana saya menciptakan pengalaman bagi para murid saya yang menghubungkan dengan apa yang mereka ketahui dan perhatikan tetapi yang juga melebihi apa yang mereka dapat sekarang? Bagaimana saya menilai minat dan juga menghubungkan mereka pada ide dan tradisi tumbuh berabad-abad atas eksplorasi matematika dan penemuannya” (1993, hlm 378).
Pertanyaan Ball menyangkut tekanan dialami oleh para guru dimana-mana ketika mereka berusaha untuk menghubungkan subjek pelajaran mereka ajar dengan minat, pengalaman dan pemahaman dari para murid mereka tanpa kehilangan pandangan tujuan kurikulum lebih luas. Dalam usaha mereka untuk mempersiapkan para guru untuk pengajaran yang sangat berpengaruh, program harus berjuang dengan bagaimana untuk mempertahankan dialektik yang sehat antara pelengkap dan kadang – kadang tujuan yang bersaing dari mengajar terhadap sekumpulan umum tujuan dan pengajaran dalam cara – cara yang mengikuti poin awal dan tahaptidak umum para murid.
Jika berhasilm para guru harus menjadi pelajar – berpusat dan pembelajaran – berpusat, menjadi jelas tentang apa yang sifat dari subjek pelajaran adalah ( mengapa itu penting dan apa yang akan dipelajari) dan tentang bagaimana pelajar tertentu mereka ajar menjadi pada isi pelajaran (apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka perlu tahu dan apa yang mereka pedulikan) dan apa yang menghubungkan keduanya. John Dewey [1902] [1956] mengamati dalam The Child and the Curriculum (Anak dan Kurikulum) bahwa dalam bagian ini keberlanjutan negosiasi generatif yang harus selalu terjadi dalam mengajar “ Kita menyadari bahwa anak dan kurikulum menetapkan garis lurus sehingga sudut pandang dari anak dan fakta dan kebenaran studi menetapkan pengajaran. Itu adalah rekonstruksi berkelanjutan, bergerak dari pengalaman anak sekarang kedalam apa yang diberikan oleh badan organisasi kebenaran yang kita sebut studi” (hlm 11).
Sebagaimana Ball indikasikan, mempertahankan baik ketetapan kurikulum dan relevansi pada pelajar adalah bukan keputusan ataupun keseimbangan sederhana yang eksis. Dengan melihat pada pengajaran matematika, dia mengingatkan kita bahwa “ membayangkan cara yang efektif dan sangat berpengaruh untuk memberikan ide tertentu digunakan dalam keseimbangan pengukuran, perhatian serius pada matematika dan anak – anak” (Ball, 1993, hlm 378). Tujuanya adalah untuk membawa para murid ke subjek dalam sebuah cara yang membuat mereka memahami secara mendalam dan membuat pengabaikan konsep dasar dan mode penyelidikan yang mengkarakterisasi disiplin.
Dalam program yang kita pelajari, kita mencatat setidaknya tiga hal yang nampaknya meningkatkan kemampuan para kandidat untuk melakukan ini dengan baik:
1. Menciptakan “ apprenticeship of observation/magang dengan mengamati” baru yang memodelkan bagaimana subjek pelajar dapat diajarkan dalam cara – cara yang dapat diakses dan responsif pada para murid.
2. Membahas pemikiran murid dan pembelajaran dalam disiplin ilmu untuk membantu para guru menerima apa yang para murid pahami tentang isi pelajaran yang mereka pelajari.
3. Membantu para calon mengembangkan pandangan kurikulum tentang pembelajaran dan kemampuan untuk merencanakan kurikulum dalam merespon pada permintaan disiplin ilmu dan pembelajaran murid.

B. Menciptakan Magang Observasi Baru
Memberikan para calon guru sebuah pendidikan yang berhasil mengintegrasikan mengikuti pengetahuan dan pengembangan pelajar – berpusat pengajaran adalah tidak mudah.
Untuk mengatasi kecenderungan kuat untuk kembali ke masa lalu, familiar dan sering metode tidak efektif, Ball dan Cohen (1999) menyatakan bahwa para calon guru harus mengalami subjek pelajaran” dalam cara – cara cukup berbeda dari mereka belajar sebagai murid”. Mereka mengenali empat bidang program pendidikan guru harus arahkan untuk menyelesaikan magang observasi: (1) pengembangan subjek pelajaran pengetahuan yang menekankan pemikiran dan “ arti dan hubungannya” khusus pada setiap bidang (2) memahami anak sebagai yang mampu berpikir dan mempertimbangkan dan sebagaimana orang – orang yang data ke sekolah dengan pengetahuan yang dia miliki, (3) pengetahuan tentang perbedaan kultural dan kekuatan sejarah dan masyarakat yang membentuk mereka dan (4) menegaskan penyerapan pembelajaran dan pedagogi. Tantangan bagi para guru pendidik adalah untuk menilai pada setiap komponen sebagaimana mereka mencoba untuk menggerakan bersama pengalaman komprehensif yang akan membantu para calon menciptakan jembatan kuat antara anak – anak dan isi pengetahuan.

B. Strategi Mengajar Modeling
Kita mendengar dari para calon dalam semua program tentang setting dimana mereka diajarkan sebagaimana mereka belajar untuk mengajar. Fakultas pendidikan guru Trinity sangat percaya bahwa sebagai instruktor universitas mereka harus menjadi jenis guru yang mereka inginkan. Maka strategi mengajar yang menjadi bagian dari kumpulan tujuan dari lulusan Trinity adalah didemonstrasikan dan dimodelkan dengan praktek sehari – hari dari fakultas universitas. Mentor yang bekerja di sekolah kerjasama PDS – Trinity juga memberikan model dari strategi mengajar ini dan hubungan profesional kolaboratif Trinity berharap untuk memasukan para calon.
Modeling Proses “ Berpikir Seperti seorang Guru”
Dalam program Bank Street, kepercayaan bahwa para guru harus mempunyai kesempatan untuk belajar sebagaimana mereka akan lakukan suatu hari untuk mengajarkan praktek yang kuat dan khusus, dapat dilihat seseorang memasuki setiap kelas diarahkan oleh training Bank Street. Praktek baik ini, sebagaimana kita lihat dalam kelas Jean Jahr, melibatkan para murid dalam pembelajaran aktif dalam konsep sentral dan mode penyelidikan dalam disiplin ilmu yang sangat ahli dihubungkan dengan pengalaman murid dan pemikiran. Dalam training mereka di Bank Street, para calon menemukan bahwa pada dasarnya semua pelajara tidak hanya menghubungkan dengan masalah kongkrit praktek dengan ide – ide teori dan keberlanjutan bidang kerja tetapi juga membantu perkembangan kebiasaan pikiran yang memunculkan pertanyaan tentang minat para murid dan kesiapan sebagaimana subjek pelajaran dan tujuannya.
Pelajaran UVA dalam pedagogi matematika dan bahasa Inggris digambarkan sebagai menawarkan para calon guru baik model pedagogi dan cara – cara berpikir tentang pedagogi. Seperti para kandidat dalam program lain, pengalaman murid ini tentang material pelajaran dalam cara – cara yang sama dengan bagaimana mereka akan mengajarkannya sendiri. Selain itu, para calon guru didorong untuk memikirkan mengapa mereka mengajar apa yan mereka ajarkan dan apa pilihan yang mungkin ada bagi mereka ketika mereka menghadapi sejumlah teknik dan strategi.
Sebagai contoh, dari hari pertama dalam setiap pelajaran Joe Garofallo. Mengajar di Matematika sekolah lanjutan dan Seminar tentang Mengajar Matematika, para murid menggambarkan sifat matematika, apa yang dimaksud untuk mengajar matematika, mengapa diajarkan, dan bagaimana harus diajarkan. Tujuan eksplisit lainnya dari pelajaran Garofalo adalah mengenalkan para murid pada pemikiran baru dan reformasi dalam pendidikan matematika. Pada akhirnya, aktivitas dalam pelajaran ini secara eksplisit didesain untuk mengembangkan beragam teknik pedagogi dan strategi.
Pelajaran Mengajar Matematika Garofalo tidak menawarkan resep menyederhanakan untuk mengajarkan topik matematika seperti bidang perhitungan, menyelesaikan persamaan linier atau dikarang dari yang asli. Namun, dia menekankan perkembangan beragam strategi dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan murid. Fokusnya adalah pada teknik pengajaran dan pelajar. Ujian akhir Garofalo mengilustrasikan usaha eksplisit untuk menghubungkan ide – ide ini, ketika dia meminta para murid untuk:
• Uraikan tiga strategi heuristik berbeda dimana anda percaya akan menjadi membantu untuk mengajarkan para murid aljabar dan menjelaskan bagaimana dan dimana anda akan mengajarkan strategi dalam pelajaran aljabar
• Uraikan tiga strategi kendali berbeda yang penting dalam masalah menyelesaikan dan katakan bagaimana dan kapan anda akan mengajarkan mereka pada para murid dalam pelajaran aljabar dan
• Bahas mengapa atau bagaimana heuristic (memungkinkan seseorang untuk belajar sesuatu untuk dirinya sendiri) mengajar tanpa mengarahkan aspek kendali adalah kurang sesuai.

C. Membahas Pemikiran Murid dalam Disiplin
Untuk membuat keputusan mengajar yang responsif pada kebutuhan murid, para guru harus mengetahui bagaimana untuk menemukan apa kebutuhan tersebut. Para guru harus menilai kemampuan murid, gaya belajar dan level perkembangan, baik secara umum dan subjek khusus. Mereka harus menjadi, dalam pengertian, para peneliti tentang murid mereka sendiri, keahlian dalam menemukan pemikiran murid dan pertimbangannya sebagaimana pengalaman yang dapat berfungsi sebagai pembangun pembelajaran dan mampu untuk menafsirkan apa yang mereka pelajari sebagaimana untuk menafsirkannya kedalam kurikulum dan keputusan mengajar.
Mempelajari Pemikiran Murid dan Pembelajaran
Program membantu para guru mengembangkan sejumlah keahlian untuk jenis penyelidikan. Para calon mempelajari bagaimana murid belajar dan apa yang mereka ketahui dan pahami dengan mendengarkan mereka, mengamati mereka, memeriksa pekerjaan mereka, menginvestigasi bagaimana bahasa, budaya dan aspek pengalaman lainnya mempengaruhi pembelajaran mereka dan menemukan perhatian apa atau pendekatan masing – masing bawa yang dapat menawarkan hak untuk masuk ke subjek pelajaran. Proses yang tidak pernah berakhir. Mengajar menurut program ini harus menjadi siklus terus menerus memonitor pengaruh praktek mengajar tentang pembelajaran murid, memikirkan pada apa yang telah dipelajari dan mengapa dan membangun pemahaman ini kedalam keputusan mengajar berikutnya.

Mengembangkan Alat – Alat untuk Menilai dan Mengembangkan Pembelajaran:
Jika para calon memahami pembelajaran murid dan menggunakannya untuk mengorganisasikan pengajaran mereka, mereka perlu untuk mengetahui bagaimana para murid secara umum mempelajari konsep dan keahlian dalam domain tertentu dan bagaimana para murid mengalami kemajuan dalam pembelajaran mereka. Ini memerlukan alat untuk menilai pembelajaran. Program melibatkan para calon menggunakan alat – alat yuang ada dan mengembangkannya oleh mereka sendiri. Sebagai contoh, tugas khusus di Alverno, digunakan dalam pelajaran metode seni bahasa integrasi ketiga, menanyakan para murid untuk mengembangkan rubrik untuk menilai tulisan anak – anak kelas menengah dalam basis sampel tulisan. Dalam grup kecil, para calon menggunakan rubrik mereka telah ciptakan untuk menilai level perkembangan dari prestasi pelajar. Mereka harus memberikan bukti untuk mendukung penilaian mereka, bidang diagnosa memerlukan perhatian atau instruksi lebih lanjut dan menciptakan rencana pengajaran yang sesuai, menghubungkan analisis mereka dari pembelajaran pada proposal pedagogi.
D. Mengembangkan Pandangan Kurikulum
Sentral pada semua program pendekatan untuk menghubungkan isi pelajaran dan anak – anak adalah pandangan kurikulum yang menyebar tentang mengajar. Sedangkan sebagian sekolah pendidikan telah melayani pelajaran dalam kurikulum desain untuk para mahasiswa S2 atau S3 yang merencanakan untuk menjadi ahli dalam buku teks perusahaan atau kantor sentral, program ini melihat perkembangan kurikulum sebagai intrinsik pada proses pembelajaran untuk mengajar. Dibangun kedalam setiap program ditugaskan dan aktivitas yang bertahap mengenalkan para calon guru untuk menulis dan menerapkan pelajaran mereka sendiri dan unit pelajaran. Sebagaimana apa yang benar atas segala sesuatu yang program lakukan, usaha kurikulum ini tidak pernah menciptakan vakum. Program tersebut memikirkan apa yang para calon ketahui tentang bagaimana isi dipelajari, tentang pengembangan anak – anak untuk diajarkan dan tentang lingkungan sosial budaya dimana pekerjaan berada.
Mengembangkan kebiasaan Pemikiran Kurikulum
Para calon guru belajar untuk mengevaluasi,memilih dan mengorganisasikan konsep subjek pelajaran penting dan material, mereka juga menghabiskan waktu yang dipertimbangkan memikirkan bagaimana untuk membawa para murid dalam cara – cara yang akan mendukung pembelajaran mendalam. Subjek pengajaran adalah selalu dimasukan dengan pandangan pengembangan dan sensitivitas pada konteks sosial. Karena apa yang diajarkan harus berhubungan dengan kesiapan dan minat sebagaimana konteks komunitas, para calon belajar bahkan topik secara rutin diajarkan atau disajikan dalam teks memerlukan pengembangan kurikulum.
Mengembangkan Material dan Desain Kurikulum
Selain daripada untuk mengembangkan kemampuan untuk berpikir dalam istilah gambaran besar dan menghubungkan kebutuhan para murid dan minat pada konsep disipliner dan pengembangan keahlian penting, kerja program lakukan dalam desain kurikulum adalah sangat berguna. Bagi banyak guru baru yang mempunyai training klinis yang kurang, salah satu penekanan terbesar dari memulai mengajar, terpisah dari manajemen kelas, adalah kebutuhan untuk mengembangkan kurikulum dan material mengajar. Para guru baru sering gagal, berusaha membayangkan apa yang akan diajarkan, mereka dapat menjadi budak mempelajari seluruh buku, menetapkan pertanyaan pada akhir setiap bab, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan atau cara – cara untuk membuat teks, aktivitas dan tugas dan penilaian tambahan yang mengarah bagus sekali pada pembelajaran yang sangat berpengaruh untuk anak – anak. Program ini, jelasnya, mengadakan para pemula dengan badan substansial kurikulum yang didesain dengan baik peralatan kurikulum yang mereka persiapkan untuk beradaptasi dan digunakan untuk para murid mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar