BAB 3
MENGARAHKAN DILEMA PENDIDIKAN GURU
A. Pendahuluan
KARENA DILEMA PEMBELAJARAN UNTUK MENGAJAR, digambarkan dalam bab – bab sebelumnya, tidak selalu mengarahkan pda pendidikan guru, kebijaksanaan konvensional tentang kemampuan para guru baru bahwa mereka “kewalahan” fokus terutama pada dasar penyelamatan dan manajemen kelas daripada pembelajaran murid. Maksud dari training manajemen kelas untuk para guru baru adlah secara umum untuk membuat para murid relatif masih belajar dan terlibat, tidak harus belajar dengan sangat baik. Bukti kualitatif dan kuantitatif tentang praktek sebagian besar para guru baru menyatakan bahwa mereka kurang percaya diri dan kurang efektif daripada sebagian besar guru dengan tiga tahun atau lebih pengalaman (Feiman-Nemser, 2001; Hanushek, Kain dan Rivkin, 1998).
B. Apa yang program lakukan: Keberhasilan Model – model khusus
Alverno college adalah model prasarjana diorganisir dalam strategi penilaian prestasi yang rumit. Seluruh kurikulum dibangun pada kesempatan bagi para murid untuk menguasai delapan kemampuan pendidikan umum (diharapkan dari semua mahasiswa/wi di perguruan tinggi) dan lima kemampuan pendidikan maju (spesifik pada pendidikan calon guru). Kemampuan ini jelas menyatakan apa yang program lulusan harapkan untuk ketahui, menjadi suka, menjadi mampu untuk menyelesaikan program dengan berhasil dan untuk mendapatkan sertifikat sebagai guru. Rangkaian kompleks penilaian prestasi dan portfolio menempatkan seluruh program dari mulai masuk hingga lulus. Para mahasiswa/wi menghasilkan demonstrasi keahlian, essay, surat, keterangan posisi, analisis studi kasus, observasi peristiwa, presentasi pada beragam penonton, video dan praktek dan material kurikulum. Mereka juga dilibatkan dalam simulasi dan konfrensi guru-orang tua yang aktual, sesi perencanaan guru dan sebagainya. Tidak ada nilai di Alverno; para mahasiswa/wi menrima “ validasi” dari kompetensi mereka dalam level tertentu di kemampuan khusus selama setiap pelajaran. Pada saat lulusan mereka menerima transkrip menggambarkan dasar dan kualitas dari kerja mereka dalam hubungnnya dengan kemampuan yang diterima.
Alverno selalu mempunyai misi persiapan guru yang kuat. Didirikan di Milwaukee pada tahun 1887 sebagai sekolah katolik normal untuk wanita yang dipersiapkan untuk mengajar di sekolah – sekolah agama, lalu menjadi perguruan tinggi seni liberal di tahun 1946. Sebagai perguruan tinggi untuk bekerja dengan misi sosial yang kuat, Alverno melayani sebagian besar generasi mahasiswa/wi dan proporsi tinggi para mahasiswa/wi kulit berwarna.
Wheelock College
Sangat mirip Alverno, Wheelock College didirikan dengan persiapan para guru di inti dari misinya. Didirikan di Boston pada tahun 1988 oleh Lucy Wheelock, tujuan utamanya adalah untuk “ memberikan pada anak – anak apapun yang anda ingin berikan kedalam kehidupan kita” (Wheelock College, 1995) dan tujuan aslinya – memperbaiki kualitas hidup dari anak – anak dan keluarga mereka – tetap tidak berubah sekarang. Kemudian, sebagaimana sekarang, menawarkan program dalam hanya tiga bidang: mengajar, kerja sosial, dan kehidupan anak (rumah sakit berbasis pelayanan anak). Dengan psikologi perkembangan G. Stanley Hall, Sekolah Training Taman Kanak – Kanak Nona Wheelock meluluskan kelas pertamanya enam wanita pada tahun 1889. Dikenal karena pendekatannya yang progresif dan komitmen pada pendidikan urban, perguruan tinggi tersebut sekarang meluluskan 150 mahasiswa/wi setiap tahun dari program pendidikan guru prasarjana dan sekitar 200 dari divisi lulusannya.
Program dalam perawatan awal anak – anak dan pendidikan, yang kita pelajari, mempersiapkan para guru untuk bekerja dengan anak – anak dari lahir hingga usia delapan dan untuk mendapakan pengajaran yang berkualitas.
Semua program persiapan guru fokus pada persiapan subjek pelajaran dan penguasaan pedagogi.
Para mahasiswa/wi dan fakultas menggambarkan “ the Wheelock Way” dikarakterisasikan dengan:
• Belajar dari salah satu murid dan mengembangkan kurikulum dari pengetahuan murid, keluarga dan kultur, menjadi fleksibel, responsif dan bersumber.
• Menggunakan sumber komunitas untuk mengikuti minat anak-anak.
• Mengetahui bagaimana untuk mengamati dan mendengarkan pada anak – anak.
• Menjadi sensitif pada diversitas dan mengetahui bagaimana untuk mengajar multibudaya
• Mengintegrasikan kurikulum lintas disiplin ilmu, menggunakan tema dan proyek untuk mengajarkan isi pelajaran.
• Mengenali dan mengerjakan kelebihan murid dan menyarankan untuk memasukan pelajaran.
• Bekerj keras, merencanakan dengan baik, mencari secara menyeluruh
• Menjadi profesional sepanjang waktu
C. Bank Street College
Bank Street College menyebabkan jenis sama respon dari kepala sekolah di Kota New York. Program sekolah lulusannya dikenal atas komitmen jangka panjang pada progresif, praktek demokratis.
Program pendidikan guru juga berdasarkan pada kombinasi teliti pengalaman, refleksi dan studi, Brosur pendaftaran menanyakan “ Apa yang membuat Bank Street tempat unik untuk para lulusan agar bekerja?” Jawabannya: “ Kita percaya bahwa anak – anak dan para guru belajar sangat baik melalui pengalaman mereka sendiri – dan begitupun para mahasiswa/wi yang lulus. Disini anda bisa menemukan campuran khusus teori dan praktek yang akan menantang anda secara intelektual ketika anda belajar menggunakan pendekatan untuk membantu dan mengembangkan para murid dan para guru dalam proses pembelajaran.”
Para mahasiswa/wi ditempatkan di kelas dengan guru – guru yang bekerjasama uang memodelkan praktek Bank Street sepanjang tahun studi penuh, ketika mereka ambil pelajaran dalam pengembangan anak, metode mengajar, dan dasar –dasar sosial. Maka mengajar dan studi tentang mengajar terus menerus berhubungan, memperkirkan pendekatan analitis dan praktis pada pengembangan praktek. Para guru mengembangkan dan mencoba kurikulum untuk memahami tujuan dan pengaruhnya. Mereka menulis buku – buku anak untuk memahami hubungan antara literatur dan pengalaman. Mereka menyelesaikan masalah matematika untuk memahami pemikiran dan proses penyelesaian masalah anak – anak hadapi. Mereka bertindak dan mengamati konsekuensi dari tindakan mereka, menafsirkan dalam sorotan penelitian lain dan teori, untuk memperbaiki kerja mereka di kelas, menekankan pengembangan seluruh anak.
D. University of California di Berkeley
Program Developmental Teacher Education/DTE (Pengembangan Pendidikan Guru) juga sangat fokus pada aplikasi pengembangan psikologi pada praktek. DTE merekomendasikan kualifikasi untuk sekitar dua puluh lima guru sekolah dasar setiap tahun: Program bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di UC Berkeley dan program matematika mempersiapkan empat puluh hingga lima puluh guru setiap tahun. Pada dasarnya, tujuan DTE adalah para mahasiswa/wi menjadi para guru yang dapat menyelesaikan kebutuhan perkembangan anak – anak dalam tuntutan kognitif dari kurikulum. Ketika program dokumen akreditasi negara menjelaskan: “ Anak – anak sudah menjadi sifatnya aktif, para pelajar yang dimotivasi diri, yang membawa ke kelas banyak pemahaman sebelumnya yang relevan dengan schooling (pendidikan sekolah). Mereka juga membawa keinginan untuk menjadi kompeten dan untuk untuk mempunyai kompetensi tersebut dinyatakan orang lain….Tugas guru adalah untuk menyalurkan minat bawaan anak – anak, motivasi dan mengembangkan kompetensi pada tujuan kelas, mengenali bagian dari tugas tersebut adalah untuk menetapkan kondisi bagi anak untuk menerima tujuan dair schooling sebagai bernilai secara personal- untuk melihat mereka sebagai alat untuk memperoleh kompetensi dan harga diri”.
E. University of Southern Maine
Extended Teacher Education Program/ETEP (Program Pengembangan Pendidikan Guru) University of Southern Maine, seperti Bank Street dan UC Berkeley, program level lulusan. Bersama dengan program Trinity (dijelaskan selanjutnya) ETEP pada pokoknya adalah berbasis – sekolah. Program fakultas terdiri dari baik berbasis sekolah dan universitas – berbasis para pendidik, yang bergabung mempersiapkan diperkirakan tujuh puluh lima mahasiswa/wi setiap tahun untuk sekolah dasar dan lanjutan. Hampir semua bidang dan banyak coursework dilakukan dalam kerjasama pengembangan profesional sekolah. Pada saat ini studi ini mereka lakukan di lima kelompok daerah sekolah: Portland, Western Maine, Yarmouth, Wells/Ogunquit dan Kennenbuck dan Gorham, masing-masingnya mengakui kelompok dari lima belas hingga dua puluh murid yang mengalami kemajuan telah bergabung sebagaimana ETEP telah tumbuh menjadi sekitar seratus calon setiap tahun.
Tema utama dari program adalah penyelidikan kolaboratif untuk mengembangkan pelajar-berpusat praktek. Kerja intern bersama sebagai tim proyek didesain untuk membantu berkolaborasi, terlibat dalam penilaian yang berkelanjutan dan perbaikan dan terus menerus menggambarkan hasil dari kerja mereka. Pada level lembaga, program menumbuhkan kolaborasi diantara sekolah publik dan pendidik universitas yang mendirikan kerjasama Maine selatan untuk mengerjakan agenda terbagi dari pembaharuan sekolah dan pembaharuan pendidikan guru. Kolaborasi intensif ini telah menciptakan peran organisasi baru, penyusunan, dan distribusi tanggung jawab dan sumber diantara sekolah, pemerintah daerah dan universitas. Pada tahun 1995, NCATE menyatakan program tersebut sebagai “ mewakili praktek percontohan dalam memberikan model berbasis bidang untuk mempersiapkan para guru untuk sertifikasi awal (A. Wise, personal communication, Okt 1995).
Tema utama lainnya adalah program fokus pada kesungguhan, standar berbasis pengajaran dan pembelajaran bagi orang dalam dan para murid, diorganisasi dalam penilaian prestasi.
Pada akhir maksud ini, terintegrasi dengan baik dan secara hati – hati memfokuskan sekumpulan pengalaman, para guru jelas siap untuk mengajar secara efektif dan reflektif dari hari pertama mereka kerja. Sebagaimanana satu kepala sekolah katakan banyak lulusan ETEP dia kerjakan,” Mereka masuk secara cepat kedalam budaya sekolah kita,” Lainnya mengamati bahwa lulusan ETEP adalah “ profesional” “ dapat bekerjasama dengan tim” “ berpusat pelajar” dan “ reflektif”. Kemampuan kepemimpinan lulusan adalah sering ditulis. Sebagaimana salah satu kepala sekolah: “ Saya mencari lulusan ETEP untuk membantu perubahan budaya sekolah ini. Mereka mempunyai gambaran besar yang diinginkan.
F. Trinity University
Trinity University juga menekankan sekolah – berbasis persiapan untuk mengajar tetapi tidak demikian dalam program lima tahun yang mulai dalam tahun prasarjana dan mencapai hasil dalam master of arts in teaching (MAT).
Dimodelkan secara jelas pada proposal reformasi dari dekan Holmes Group of education (Holmes Group, 1986), pendidikan guru di Trinity adalah didasarkan pada visi kelompok dari pendidikan guru, ditempatkan untuk menghasilkan guru yang bertindak sebagai agen perubahan pendidikan. Program tersebut menawarkan:
• Gelar sarjana muda dalam kemanusiaan untuk para calon guru dan dalam satu atau lebih disiplin akademis untuk para calon mengajar sekolah lanjutan
• Coursework pendidikan prasarjana dalam bidang seperti perkembangan anak dan anak remaja, pembaharuan pendidikan, dan kebijakan dan sekolah dan komunitas.
• Minimum 135 jam studi prasarjana, observasi, tutoring, dan calon guru mengajar di dalam setting Professional Development School.
• Prasarjana selama lima tahun kerjasama dalam PDS dibawah pengawasan mentor yang melayani sebagai Trinity clinical faculty
• Kelulusan bersamaan dengan - Level coursework menekankan hubungan antara teori dan praktek.
G. University of Virginia
Program BA/MT universitas Virginia adalah program lima tahun seperti Trinity. Para mahasiswa mendapatkan gelar sarjana muda dan master sebagaimana ijin mengajar. Selama setidaknya tiga tahun program, mahasiswa/wi secara simultan mengambil pelajaran dalam bidang subjek mereka dengan mendapatkan studi – studi profesional. Program dalam bahasa Inggris dan matematika adalah contoh sangat bernilai dari pendidikan guru sekolah lanjutan yang sangat berkualitas yang menggabungkan persiapan kuat dalam disiplin dengan menghubungkan persiapan dalam pedagogi – kombinasi masih langka lintas negara.
H. Apa yang para lulusan katakan: Persepsi Keadaan Siap – Sedia
Untuk mengetahui apa yang para lulusan rasakan tentang persiapan mereka setelah mereka masuk ke bidang tersebut, kita mensurvey semua lulusan setiap dari tujuh program dalam tiga tahun sebelumnya, plus perbandingan kelompok guru dengan tiga tahun pengalaman atau kurang dari para guru, digambarkan sebagai sampel acak dari daftar disuplai oleh National Education Association, asosiasi guru terbesar bangsa. (Untuk rincian tentang survey, lihat Silvernail, 1997, dan Appendiks B). Hasil sampel dari 971 guru termasuk 551 dari tempat guru dan 420 dari perbandingan kelompok.
Juga survey dari 301 kepala sekolah yang mempekerjakan para lulusan dari tempat – tempat studi tersebut, menanyakan bagaimana mereka menerima kemampuan lulusan dalam dimensi yang sama untuk mengajar dibandingkan dengan para guru baru lainnya mereka telah pekerjakan. Kedua survey memberikan bukti dari keberhasilan program: para lulusan merasa secara signifikan lebi baik dipersiapkan untuk mengajar dari pada rekan mereka dan mereka memandang lebih kompeten daripada para guru baru lain oleh para kepala sekolah mereka.
I. Bukti Praktek
Para guru dari tempat – tempat studi dibahas sebelumnya melaporkan praktek berbeda secara signifikan dari perbandingan mereka kelompok para guru. Para guru lebih mungkin untuk mengorganisasikan pengajaran mereka untuk mendukng kemampuan para murid agar menjadi para pelajar yang independen (faktor satu) dan untuk melibatkan para murid dalam membuat tujuan untuk pembelajaran mereka sendiri, menilai kerja mereka sendiri, menyelesaikan portfolio atau proyek untuk menunjukan pembelajaran mereka sendiri dan merevisi kerja mereka untuk reevaluasi. Penelitian menyarankan bahwa semua praktek ini adalah sangat berhubungan dengan pembelajaran murid (Untuk tinjauan, lihat Bransford, Brown dan Cocking, 1999).
Ketika membahas pilihan mereka mempekerjakan, para kepala sekolah sering menyatakan kemampuan khusus lulusan.
Ketika saya mencari para guru, saya dengan segera mencari para pelamar dari Alverno. Mengintegrasikan para guru baru dengan staff dari Alverno adalah lebih mudah, karena kemampuan tinggi mereka menjadi reflektif-diri, pengalaman personal mereka yang luas dengan penilaian prestasi di level perguruan tinggi, dan kemampuan mereka untuk menerapkan penelitian penting berdasar pada pengalaman kelas. Mereka sangat collegial (berbagi tanggung jawab) tidak takut untuk mencari semua yang mereka butuhkan dari para mentor dan staff disekeliling mereka. Saya akan mengambil sepuluh dari mereka seperti dua guru yang saya punya tahun ini.
Lulusan – lulusan MAT (dari Trinity) adalah percaya diri, percaya dan sangat bertanggung jawab. Mereka terus menerus memodelkan keinginan untuk memperbaiki setting pendidikan untuk para murid mereka. Mereka adalah mentor yang sangat baik sekali. Mereka nampak berpengetahuan dalam tahun – tahun pengalaman “ nyata kehidupan”.
Lulusan – lulusan Trinity yang mampu untuk masuk kedalam peran kepemimpinan. Kita bisa mengandalkan mereka dan kita tahu apa yang kita capai.
Selanjutnya, kita gambarkan bagaimana program ini dan lainnya kita pelajari kelola untuk mengembangkan para guru yang mampu untuk mempraktekan dengan jelas, percaya diri dan kompetensi dari hari pertama mereka di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar